Wednesday, 22 May 2013
Reporter : Irvan
![]() |
Bogor, bogorpos.com -
Puluhan massa yang mengaku sebagai pemilik tanah di wilayah Tajur,
Selasa (21/5) kemarin, mendatangi kantor Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan Kabupaten Bogor. Dengan maksud meminta kejelasan pengurusan
izin tanah, yang dilakukan oleh salah seorang oknum Pegawai Negeri Sipil
(PNS) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
Didin Hafidudin (40) salah seorang warga pemilik tanah yang merasa ditipu oleh oknum PNS Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor menyatakan, sejak awal dirinya melakukan pengurusan ijin tanah milliknya hingga saat ini, pihaknya belum mendapat kejelasan terkait dengan penyelesaian permasalahan tanah yang terdapat di wilayah Tajur, Kabupaten Bogor, yang memiliki luas tanah sekitar 104 hektare.
Pihaknya mengaku telah mengeluarkan uang sejumlah Rp 500 juta untuk pengurusan izin tanah tersebut. "Kurang lebih 104 hektare yang kami ajukan. Karena kita tidak mengerti, tidak paham waktu itu dipengurusan perizinan, ya akhirnya kita juga kan minta kejelasan tentunya uang yang sudah saya serahkan ke oknum Pemda (Pemerintah Daerah, red) ini," jelasnya.
Ia menuturkan, pihaknya hingga saat ini ingin mengetahui kemana aliran dana yang ia telah serahkan kepada oknum PNS Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang diketahui atas nama Baden.
"Harus ada kejelasan, alokasi dana itu dikemanakan karena kami butuh kejelasan. setiap kali saya tanya retribusi yang dibayarkan itu berapa. Oke sekarang saya kasih tapi harus ada perhitungan, dan alokasi dana itu yang harus jelas itu kemana arahnya.," ungkapnya.
Dirinya mengatakan, akan mengerahkan massa dalam menyuarakan tuntutannya tersebut. Didin juga berharap agar kejadian tersebut tidak terjadi di Pemda Kabupaten Bogor. Persoalan lain yang membuat dirinya semakin menjadi emosi adalah, lantaran oknum PNS atas nama Baden yang mengurus perizinan tanah itu sedang tidak berada di tempat dengan alasan sedang dinas luar.
"Dengan batas kesabaran saya saat ini, membludak, akhirnya saya seperti ini tindakan saya, dan saya akan kerahkan massa. Namanya H. Baden, dinas luar katanya. Tapi informasi dari dalam, dia (Baden, red) hanya sebatas masuk, daftar hadir, keluar lagi, dan itu sering," pungkasnya.
Sementara itu, ketika hendak di konfirmasi, pihak Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor enggan untuk memberikan komentar dengan alasan Kepala Dinas sedang tidak berada di tempat.
Didin Hafidudin (40) salah seorang warga pemilik tanah yang merasa ditipu oleh oknum PNS Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor menyatakan, sejak awal dirinya melakukan pengurusan ijin tanah milliknya hingga saat ini, pihaknya belum mendapat kejelasan terkait dengan penyelesaian permasalahan tanah yang terdapat di wilayah Tajur, Kabupaten Bogor, yang memiliki luas tanah sekitar 104 hektare.
Pihaknya mengaku telah mengeluarkan uang sejumlah Rp 500 juta untuk pengurusan izin tanah tersebut. "Kurang lebih 104 hektare yang kami ajukan. Karena kita tidak mengerti, tidak paham waktu itu dipengurusan perizinan, ya akhirnya kita juga kan minta kejelasan tentunya uang yang sudah saya serahkan ke oknum Pemda (Pemerintah Daerah, red) ini," jelasnya.
Ia menuturkan, pihaknya hingga saat ini ingin mengetahui kemana aliran dana yang ia telah serahkan kepada oknum PNS Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang diketahui atas nama Baden.
"Harus ada kejelasan, alokasi dana itu dikemanakan karena kami butuh kejelasan. setiap kali saya tanya retribusi yang dibayarkan itu berapa. Oke sekarang saya kasih tapi harus ada perhitungan, dan alokasi dana itu yang harus jelas itu kemana arahnya.," ungkapnya.
Dirinya mengatakan, akan mengerahkan massa dalam menyuarakan tuntutannya tersebut. Didin juga berharap agar kejadian tersebut tidak terjadi di Pemda Kabupaten Bogor. Persoalan lain yang membuat dirinya semakin menjadi emosi adalah, lantaran oknum PNS atas nama Baden yang mengurus perizinan tanah itu sedang tidak berada di tempat dengan alasan sedang dinas luar.
"Dengan batas kesabaran saya saat ini, membludak, akhirnya saya seperti ini tindakan saya, dan saya akan kerahkan massa. Namanya H. Baden, dinas luar katanya. Tapi informasi dari dalam, dia (Baden, red) hanya sebatas masuk, daftar hadir, keluar lagi, dan itu sering," pungkasnya.
Sementara itu, ketika hendak di konfirmasi, pihak Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor enggan untuk memberikan komentar dengan alasan Kepala Dinas sedang tidak berada di tempat.






Dengan
demikian, predikat juara umum kontingen Bumi Tegar Beriman tersebut
merupakan kali kelima pada kejurda Jabar. Dimana dalam kejurda kali ini,
kontingen Kabupaten Bogor perolehan medali yakni, 28 medali yang
terdiri dari, 14 medali emas, 8 perak, dan 7 perunggu.
Barang
bukti tersebut adalah hasil penyitaan dari tahun 2012 hingga 2013, yang
terdiri dari Ganja seberat 327,8 Kg, Sabu 282,3 gram, Ekstasi 413,4
gram, uang palsu sejumlah 82 Juta Rupiah yang terdiri dari pecahan 50
ribu dan 100 ribu, tiga pucuk senjata api jenis Revolver & 5 butir
peluru.


Menurut
Ansari, YMS diselenggarakan untuk memberikan kemudahan kepada Konsumen
dan masyarakat. Misalnya, selain untuk melihat produk jagoan Yamaha,
pengunjung juga dapat browsing berbagai produk suku cadang dan
pengetahuan tentang teknologi FI langsung dari Service Advisor.
Dengan dilengkapi fasilitas internet, pengunjung dapat melihat-lihat
perlengkapan sparepart secara online. seperti halnya yang biasa
dilakukan saat menunggu motor sedang di-service.
Yamaha
juga mengadakan Touring Bogor-Bekasi pada sabtu kemarin (27/4/2013)
yang mengambil start di lokasi event YMS BTM Mal dan diikuti oleh kurang
lebih 150 Motoris dari berbagai club Motor Yamaha di Jabodetabek.




Kesih,
salah satu pemilik pohon aneh tersebut baru menyadari kejadian langka
tersebut beberapa hari lalu saat dirinya hendak membersihkan halaman
depan rumahnya.
Pemukulan
gendang Pilwalkot dilakukan Sekretaris Daerah Kota Bogor Aim Halim
Hermana, Ketua DPRD Mufti Faoqi, dan Ketua KPU Agus Teguh Suryaman
bersama jajaran Muspida Kota Bogor, sekaligus memperkenalkan maskot
Pilwalkot Bogor "Uncal" (Rusa), di Gedung Brajamustika Jalan Dr. Sumeru
Kota Bogor, Minggu (4/5/2013) malam.
Sementara
itu Sekretaris Daerah Kota Bogor Aim Halim Hermana yang menyampaikan
sambutan tertulis Walikota Bogor mengingatkan, ada dua hal yang harus
terus disampaikan ketengah masyarakat agar Pilwalkot berjalan sukses.


Berdasarkan
hasil olah TKP petugas dari Polsek Bogor Tengah, jenasah diketahui
bernama Leonardus Birak asal Merauke, Papua. Saat ditemukan korban dalam
keadaan tertelungkup, dan dari mulutnya mengeluarkan darah.
Angkot
yang di kemudikan Endi (63) tersebut tiba-tiba mati mesin dan sulit
starter beberapa meter sebelum lampu merah Kapten Muslihat. Bermaksud
untuk menepi dan memperbaiki, Endi memundurkan kendaraannya untuk masuk
ke halaman parkir gedung DPRD Kota Bogor.