Rabu, 01 Mei 2013

Delapan Ton Trenggiling Ilegal Dimusnahkan

Tuesday, 30 April 2013

Reporter : Alfarissy
Delapan Ton Trenggiling Ilegal Dimusnahkan
BOGOR, bogorpos.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta kembali menggagalkan penyelundupan satwa Trenggiling (manis javanica) illegal. Barang bukti yang diamankan petugas Bea dan Cukai Tanjung Priok kemudian dimusnahkan di kawasan hutan konservasi CIFOR Bogor. 


“Sebanyak 8 ton daging dan 334 kilogram sisik Trenggiling beku (frozen) kami musnahkan. Barang bukti tersebut merupakan modus operandi pengiriman ekspor dalam dokumen macckarel fish (ikan kaleng beku),” kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementrian Kehutanan, Novianto Bambang Wawandono di Bogor, Selasa (30/4/13)


Menurut Novianto, pemusnahan satwa yang dilindungi oleh UU Nomor 5 Tahun 1990 itu merupakan sebuah rangkaian panjang pihaknya dalam memutus rantai penyelundupan Trenggiling illegal. “Tiap tahunnya, penyelundupan Trenggiling illegal terus meningkat. Kami berusaha menyelamatkan satwa Indonesia,” katanya.


Di Indonesia sendiri, habitat Trenggiling banyak ditemui di wilayah Jawa, Sumatra hingga Kalimantan. Aksi penyelundupan hewan yang banyak hidup di hutan itu kian menghawatirkan. 


Sejak 9 Desember 2010 silam, petugas bea dan cukai menggagalkan penyelundupan Trenggiling sebanyak 241 kilogram. Kemudian pada medio tahun 2011, petugas kembali menggagalkan sebanyak 500 kilogram Trenggiling yang siap dikirim ke Negara seperti Taiwan, Hongkong hingga Vietnam. 


Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta, Awen Supranata menambahkan, jalur penyelundupan hewan tersebut dilakukan di berbagai pelabuhan seperti Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Mas hingga bandara Soekarno  – Hatta.


Menurut Awen, harga daging Trenggiling terbilang mahal, jika dirata-ratakan mencapai Rp 3 juta per kilogram. Sedangkan sisik dari hewan itu dihargai sebesar $ 1 dolar per sisik. “Itulah kenapa marak penyelundupan Trenggiling disamping orang-orang dari Taiwan, Hongkong dan Vietnam dipercaya sebagai obat penyembuh penyakit,” terangnya.

Menjawab langkah pemerintah dalam mengatasi persoalan ini, pihaknya pun tengah berupaya membuat penangkaran Trenggeling seperti di habitat aslinya. “Sejauh ini masih meneliti perkembangbiakan Trenggiling. Lokasinya di CiFOR Bogor,” singkatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar