Petugas Taman
Nasional Gunung Halimun Salak mengizinkan perusahaan Sukhoi untuk
melakukan survei evakuasi bangkai pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh
di Gunung Salak, Bogor, satu tahun lalu.
"Izin sudah kami keluarkan untuk evakuasi bangkai pesawat tersebut,
namun izin tersebut masih baru sebatas survey karena kami pun ingin
mengetahui bagaimana cara evakuasi Sukhoi tersebut," kata Kepala Taman
Nasional Gunung halimun Salak (TNGHS) Agus Priambudi.
Menurut Agus, nantinya hasil survei itu akan dijadikan patokan oleh
pihaknya apakah bangkai pesawat tersebut layak untuk dievakuasi atau
tidak. Karena jika dalam evakuasinya merusak ekosistem bisa saja izin
tersebut dibatalkan sampai ada cara lain agar flora dan fauna di lokasi
jatuhnya pesawat naas ini tidak terganggu dan rusak dengan adanya
kegiata evakuasi.
Namun, pihaknya saat ini masih menunggu hasil informasi dari
petugas di lapangan, sementara pihak perusahaan dan TNI sudah beberapa
kali melakukan survei tetapi belum ada laporan kapan akan dievakuasi
bangkai pesawat buatan Rusia itu.
"Memang untuk mengevakuasi bangkai pesawat tersebut tidak mudah
karena berada di jurang yang sulit untuk ditembus manusia apalagi alat
berat, sehingga perlu cara yang spesifik dan kami pun melihat pihak
perusahaan masih kesulitan untuk mencari cara bagaimana mengevakuasi
bangkai pesawat tersebut," tambahnya.
Dikatakan Agus, jika nanti ke depannya survei dan cara yang akan
dilakukan perusahaan tersebut sudah selesai dan administrasinya lengkap
maka pihaknya akan kembali melakukan penelitian baru keluar izin
evakuasi.
Secara umum pihaknya sudah mengizinkan bangkai pesawat untuk
dievakuasi asalkan tidak merusak habitat flora dan fauna yang hidup di
lokasi jatuhnya pesawat ini.
"Saat ini sebagian bangkai pesawat sudah ada yang terkubur
longsoran sehingga sudah bisa diprediksi evakuasi bangkai pesawat ini
akan sulit dan tidak bisa dilakukan dalam satu hari. Dalam melakukan
evakuasi ini seluruh elemen masyarakat juga harus tahu karena TNGHS
merupakan milik seluruh masyarakat juga perlu dijaga kelestariannya
karena kami secara rutin melakukan konservasi," kata Agus.
sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar