CIKEAS, bogorpos.com - Ada saja cara yang dilakukan
orang untuk menarik perhatian dari pemerintahnya, lazimnya, cara yang
dilakukan adalah seperti melakukan aksi demonstrasi dengan jumlah masa
yang cukup besar dan ditingkahi aksen-aksen standard sebuah acara
demonstrasi seperti membakar ban, orasi, dan sebagainya.
Namun apa yang dilakukan Yadi, Jarsa, dan Warsi, warga suku Baduy
Dalam ini terbilang tidak lazim, mereka memang menuntut perhatian
pemerintah, sebagaimana yang banyak dilakukan saudara-saudara
sebangsanya di belahan lain Indonesia, namun yang mereka lakukan sangat
jauh keluar dari kebiasaan atau pakem sebuah demonstrasi, bertiga,
mereka menempuh perjalanan lintas propinsi (Banten-Jawa Barat) tanpa
menggunakan alat transportasi apapun kecuali mengandalkan kekuatan
kaki-kaki mereka sendiri yang tanpa alas kaki.
Tiga hari tiga malam mereka berjalan ratusan kilometer dari Kabupaten
Lebak Propinsi Banten hingga ke Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Jawa Barat. Tujuan mereka hanya satu, yaitu ingin memberikan hadiah
berupa kain batik dan tas asli Baduy kepada presiden SBY dan
menyerahkan hadiah tersebut secara langsung ke tangan SBY seraya meminta
agar SBY memperhatikan nasib mereka dan sanak saudara yang diwakilinya
di ujung barat pulau Jawa sana.
Dengan menggunakan bahasa sunda baduy, Yadi menegaskan niatnya untuk
bertemu SBY adalah hanya untuk memberikan kain batik dan tas asli baduy,
harapannya adalah agar setelah bisa bertemu SBY dan memberikan
barang-barang tersebut, SBY akan mau memperhatikan nasib mereka warga
Baduy Dalam.
Kedatangan tiga warga Baduy Dalam secara tiba-tiba itu akhirnya
sempat membuat pengawal presiden panik, namun dengan negosiasi seadanya,
tiga warga Baduy Dalam itu akhirnya setuju unutuk menitipkan
"cindermata" mereka untuk SBY di pos penjagaan. Setelah itu, merekapun
berjalan kaki kembali menuju kampung halamannya di Lebak Banten.
http://www.bogorpos.com/headline/view/2249-minta-perhatian-sby-3-orang-baduy-jalan-kaki-ke-cikeas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar